KENDARI, ANOAAGENCY.COM – Peredaran narkoba di wilayah Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) kian masif. Terbukti banyaknya penangkapan tersangka narkoba yang dilakukan institusi kepolisian dan badan narkotika nasional provinsi (BNNP) Sultra.
Masifnya peredaran narkoba ini sontak menuai tanggapan dari berbagai pihak karena sudah meresahkan dan mengancam nasib generasi muda. Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerakan Nasional Anti Narkotika (Granat) Sultra, Dr LM Bariun, turut menyoroti soal masifnya peredaran barang haram ini.
Ketua DPD Granat yang juga Pengamat Hukum Sultra tersebut prihatin dengan maraknya kasus penangkapan narkoba yang menandakan Sultra tengah dilanda darurat narkotika.
LM Bariun menegaskan bahwa semua pihak harus berperan aktif dalam pencegahan narkoba ini, termasuk pihak berwenang meningkatkan operasi penindakannya.
Langkah penindakan tersebut diminta dilakukan dari hulu ke hilir dengan pembasmi para pemasok, pengedar alias kurir, sampai pengguna narkoba.
Pemasok narkoba harus diputus sebab jadi biang peredaran barang haram ini, jalur masuknya rentan melewati bandara, pelabuhan, bahkan terminal.
Pemasok narkotika di Sultra akhir-akhir ini semakin fantastis satuannya sudah capai kilogram.
“Kenapa satuannya kilo, karena ada kebebasan. Pertama jalur bandara misalnya, belum ada deteksi canggih yang bias memastikan barang bawaan penumpang terindikasi ada narkobanya,” katanya LM Bariun, Sabtu (28/5/2022).
“Belum lagi dengan pelabuhan-pelabuhan, darurat sekarang karena posisi geografis yang banyak area pelabuhan kecil jadi rawan distribusinya,” tambahnya.
Dari pandangan LM Bariun terhadap maraknya penyaluran narkoba ke Sultra karena roda perkembangan ekonomi khususnya Kota Kendari cukup maju, perputaran uang di daerah ini cukup besar, sehingga pemasok narkoba melirik Sultra sebagai pangsa pasar yang menjanjikan, ditandai maraknya aktifitas pertambangan.
“Karena Kendari besar perputaran ekonominya, tempat hiburan marak, belum lagi kebebasan orang menggunakan gadget untuk komunikasi,” tukasnya.
Dalam penanganan narkotika ini, jelas LM Bariun, pihak terkait wajib juga melirik masyarakat kalangan ekonomi ke bawah, sebab masifnya penyalahgunaan narkotika juga rentan akibat pengaruh kecemburuan sosial.
Kalangan remaja dan pemuda yang tak punya uang membeli narkoba bisa beralih menggunakan lem fox dan meracik bahan terbaru narkotika yang bias membuat penggunanya merasakan fly.
Di Sulawesi tenggara, kata LM Bariun, empat daerah yang harus focus penanganan narkoba yakni kota kendari, Konawe, Kolaka, dan Muna.
“Empat daerah ini terindikasi rawan peningkatan penyalahgunaan narkoba, sehingga sangat perlu efektifitas instrumen BNNK uang bertindak,” pungkasnya.
Tim Redaksi